Kali Pertama Patah


Kala itu aku mengenalmu dengan cara baik-baik tanpa ada pihak manapun yang merasa tersakiti dengan perkenalan kita. Dengan mengenalmu aku tidak pernah berharap lebih kepadamu. Tapi nyatanya jarak memihak kepada kita dan jarak telah mendekatkan kita. Semakin lama kita semakin dekat, kedekatan yang aku fikir bukan lagi kedekatan sebatas teman. Hampir setiap hari kita berbicara hingga terkadang kita lupa waktu.

Aku rasa kita adalah dua orang yang telah menemukan kenyamanan satu sama lain dalam diri kita masing-masing. Buktinya kita mampu berbicara lama membicarakan hal yang tidak penting. Kita hanya berbicara sebatas menanyakan kabar, bergurau, dan bertukar cerita masa lalu. Karena seringnya kita berbicara aku merasa bahwa aku mengetahui semua duniamu dan kamu mengetahui semua duniaku.

Hingga suatu sore kita berbicara seperti biasanya namun kamu tak seperti biasanya. Kamu memulai obrolan dengan penuh teka-teki yang tentu saja membuatku binggung. Aku tidak bisa memahami teka-teki yang kamu berikan. Hingga aku menanyakannya kepadamu maksud dari perkataanmu. Kamu masih enggan untuk menjelaskan semuanya. Aku terus mendesakmu untuk menjelaskan maksud dari perkataanmu. Ternyata kamu mengindahkan ucapanku, kamu menjelaskan semua teka-teki yang kamu buat. Teka-teki masa lalu yang belum pernah kamu ceritakan kepadaku sebelumnya. Masa lalu yang menurutku cukup buruk untuk dapat aku terima. Mungkin itulah alasan mengapa kamu baru menceritakannya sekarang.
Mungkin kamu takut jika aku tidak bisa menerima masa lalu burukmu. awalnya aku hanya bisa diam saat kamu menceritakan semuanya. Kemudian aku berfikir bukankah semua orang memiliki masa lalunya masing-masing. Untuk apa aku mempermasalahkan masa lalunya. Buatku dengan kamu menceritakan masa lalumu kepadaku itu artinya kamu sudah sadar akan kesalahanmu dan itu sudah lebih dari cukup sebagai alasan mengapa aku tidak menerima masa lalumu.

Tidak lama setelah percakapan itu kamu menghilang tidak ada kabar bak ditelan bumi. Entah apa yang terjadi kepadamu saat itu. Setelah satu bulan lamanya ponselku berdering dan ternyata ada pesan darimu. Aku merasa senang karena kamu telah kembali mengabariku seperti semula. Dengan sigap aku langsung membaca pesan darimu ternyata kamu memberikan kabar bahwa kamu telah menjalin hubungan kembali dengan mantanmu. Aku hanya bisa diam sambil menatap pesan darimu. Karena aku tak mau memperlihatkan kesedihanku kepadamu akhirnya aku ucapkan selamat kepadamu dan tak berkata apapun lagi setelahnya.

Setelah mengabariku kamu menghilang lagi hingga beberapa bulan lalu kamu mengabariku kembali. Kali ini kamu mengirimiku fotomu berdua bersama wanita lain yang disertai keterangan bahwa dia adalah pacar barumu. Kali ini aku benar-benar diam tak membalas apapun. Karena bagiku kamu sudah bukanlah siapa-siapa ku lagi. Setiap urusanmu bukanlah urusanku. Aku telah belajar untuk bersikap “bodo amat” kepadamu. Tapi itu semua adalah kebohongan karena diam-diam aku masih memperhatikanmu lewat kedinginanku kepadamu sembari aku belajar untuk melupakanmu seutuhnya.





Komentar

  1. Mantul, ajarin dong bikin kata" puitis tapi gak lebay 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga perlu belajar kuncinya cuma satu km harus ngebatin dulu wkwk

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer