Memendam Sendiri
Atas segala hal apapun yang menimpa dalam hidupku.
Aku memang selalu dilatih untuk tidak menceritakannya kepada siapapun.
Terlatih untuk memendam sudah tertanam sejak dini dan bahkan hingga kini.
Bukan tanpa alasan dan bukan juga karena tidak punya keluarga atau kerabat terdekat.
Semuanya bermula ketika aku merasa tidak memiliki ruang untuk bercerita.
Semakin tumbuh dewasa, semakin aku yakin bahwa memang apapun yang terjadi lebih baik untuk dipendam tanpa di umbar.
Semuanya aku tanam dalam diri karena terkadang ketika aku bercerita bukan ketenangan yang aku dapatkan melainkan penghakiman dan bukan kepuasan yang aku dapatkan melainkan menjadi bahan perbincangan.
Mereka merespon dengan baik setiap cerita yang aku utarakan tapi mereka gagal memahami perasaan yang aku rasakan.
Setelah sekian lama memendam segalanya sendiri, akhirnya aku mulai percaya pada seseorang yang aku anggap sahabat untuk mendengarkan kisah ku.
Saat bercerita bukan kata atau kalimat yang pertama keluar dari mulutku melainkan air mata yang tumpah tanpa henti hingga nada bicara dan tutur kata ku tak beraturan dan terbata bata.
Perlu waktu bertahun tahun untuk aku mengumpulkan keberanian dan melakukan pencarian menemukan orang yang tepat untuk mencurahkan beban terberat dalam hidupku.
Begitu segala emosi yang bertahun tahun aku pendam terluapkan, satu yang aku rasakan yaitu legaaaa....
Proud of you Desi!!!
BalasHapusThanks a lot meldhaku 💕
Hapus