Yang Hilang



Sejak kepergianmu tingkat introvert dalam diriku semakin menjadi, aku sering menyendiri dalam waktu yang cukup lama. Rasanya aku menemukan kenyamanan dalam kesendirianku. Setiap detik waktunya aku mencoba belajar mengenangmu tanpa pernah melupakanmu.
Mustahil rasanya jika aku bisa melupakanmu ditengah kenangan yang terlalu banyak. Sengaja aku berniat tidak melupakanmu karena mana mungkin aku melupakan orang yang telah mengajariku banyak hal yang mungkin saja kamu sendiri tidak menyadarinya.

Tidak melupakanmu bukan berarti aku memberikan ruang kembali untuk kamu hadir dalam masa depanku. Maafkan aku yang harus menempatkanmu hanya dalam masa lalu ku tanpa pernah mengajakmu hadir dalam masa depanku. Karena aku lelah jika terus menahan sesak hati tanpa pernah kamu ketahui.
Aku cukup lelah untuk bertahan diatas luka.
Aku lelah berpura-pura baik-baik saja yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.
Aku lelah menjadi pihak yang harus kembali merasakan patah hati untuk kesakian kalinya.

Tapi aku tidak pernah menyesali pertemuanku denganmu.
Sebelum mengenalmu aku tidak akan pernah sadar jika dunia itu luas tak sesempit yang kukira. Kamu adalah orang yang telah menyadarkan ku bahwa hati dan air mata tidak dapat dikendalikan. Sekuat aku berusaha untuk mengutuhkan hati tanpa pernah mengenal patah nyatanya hati terlalu rapuh untuk dipertahankan dan terlalu mudah untuk dipatahkan. Usahaku untuk tidak mengeluarkan air mata tak semudah yang kufikirkan karena nyatanya air mata akan jatuh jika hati merasa tersakiti.

Mungkin pergi adalah pilihanmu untuk menemukan kebahagiaan yang baru maka jangan pernah kembali untuk menawarkan kebahagiaan karena dengan atau tanpa adanya dirimu bagiku sama saja kau tak ada.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer