Yang Hilang
Sejak kepergianmu
tingkat introvert dalam diriku semakin menjadi, aku sering menyendiri dalam waktu
yang cukup lama. Rasanya aku menemukan kenyamanan dalam kesendirianku. Setiap detik
waktunya aku mencoba belajar mengenangmu tanpa pernah melupakanmu.
Mustahil rasanya
jika aku bisa melupakanmu ditengah kenangan yang terlalu banyak. Sengaja aku
berniat tidak melupakanmu karena mana mungkin aku melupakan orang yang telah
mengajariku banyak hal yang mungkin saja kamu sendiri tidak menyadarinya.
Tidak melupakanmu
bukan berarti aku memberikan ruang kembali untuk kamu hadir dalam masa depanku.
Maafkan aku yang harus menempatkanmu hanya dalam masa lalu ku tanpa pernah mengajakmu
hadir dalam masa depanku. Karena aku lelah jika terus menahan sesak hati tanpa
pernah kamu ketahui.
Aku cukup
lelah untuk bertahan diatas luka.
Aku lelah
berpura-pura baik-baik saja yang sebenarnya sedang tidak baik-baik saja.
Aku lelah
menjadi pihak yang harus kembali merasakan patah hati untuk kesakian kalinya.
Tapi aku
tidak pernah menyesali pertemuanku denganmu.
Sebelum
mengenalmu aku tidak akan pernah sadar jika dunia itu luas tak sesempit yang
kukira. Kamu adalah orang yang telah menyadarkan ku bahwa hati dan air mata
tidak dapat dikendalikan. Sekuat aku berusaha untuk mengutuhkan hati tanpa pernah
mengenal patah nyatanya hati terlalu rapuh untuk dipertahankan dan terlalu
mudah untuk dipatahkan. Usahaku untuk tidak mengeluarkan air mata tak semudah
yang kufikirkan karena nyatanya air mata akan jatuh jika hati merasa tersakiti.
Mungkin pergi
adalah pilihanmu untuk menemukan kebahagiaan yang baru maka jangan pernah
kembali untuk menawarkan kebahagiaan karena dengan atau tanpa adanya dirimu
bagiku sama saja kau tak ada.
Tenanglah. Yang pergi akan terganti 😀
BalasHapusIhiy
Sudah tenang kok huhu
Hapus